MAKALAH
MANAJEMEN
SEKOLAH
Diajukan Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Di susun oleh:
Kelompok 1:
1.
Subhan
33 2009 052
2.
Eko
saputra 33 2009 061
3.
Yana
eka missari 33 2009 094
Dosen pengasuh : Dr. Herman Seri, M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah manajemen pendidikan tentang “manajemen sekolah”.
Makalah ini disusun dengan maksud
untuk memberikan pedoman dan arahan dalam mempelajari dan memudahkan para
mahasiswa, guru dan semua yang terkait dengan pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi terhadap dunia pendidikan.
Pada
akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Disini penyusun hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan ibaratnya tak ada gading yang tak retak maka dari itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama mengenai
materi dan cara penyajian di modul ini, untuk memperbaiki mutu makalah ini.
Jika ada kekurangan dalam penyajian kami mohon maaf.
Palembang , Maret 2012
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Siapun
yang menjalankan usaha tentu telah melaksanakan serangkaian kegiatan
merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasialan dan kegagalan usahanya.
Tanpa disadari mereka telah menempuh proses manajemen. Akan tetapi, alangkah
lebih baik apabila dalam pratik usahanya menerapkan pemahaman yang mendalam
tentang ilmu manajemen, tentu usahanya akan lebih baik terarah dan lebih mudah
mencapai tujuan.
Ilmu
manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara
konsisten memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur maka keberhasilan
dan kegagalan dapat mudah dievalusai dengan benar, akurat dan lengkap sehingga
dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya.
Organisasi
pendidikan sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik, tetapi juga
mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
Negara. Hal tersebut tentu saja memerlukan manajemen yang profesional.
Manajemen
sekolah merupakan faktor yang terpenting
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang
keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam
menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU,
Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus
berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan
Tantangan lembaga pendidikan
(sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi
terlebih dalam menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi
bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran
dimaksud.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Dan Manajemen
Pendidikan
1.
Pengertian Manajemen
Setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang
batasan manajemen, karna itu tidak mudah member arti universa yang dapat
diterima semua orang.
Dengan demikian
terdapat tiga fokus untuk mengartikakan manajemen yaitu:
-
Manajemen sebagai suatu kemampuan atau
ahli yang selanjutnya sebagi cikal bakal manajemen sebagai profesi. Manajemen
sebagai ilmu yang menekankan perhatian pada keterampilan manajerial yang
diklasifikasikan menjadi kemapuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan
konseptual.
-
Manajemen sebagai proses yaitu dengan
menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
-
Manajemen sebagai seni tercermin dari
perbedaan gaya seseorang dalam menggunakan atau memperdayakan orang lain untuk
mencapai tujuan.
Berikut
ini defenisi manajemen dari beberapa ahli yang mencerminkan ketiga fokus
tersebut:
o
Encyclopedia of the
social sciences (1957) : manajemen dapat didefinisikan sebagai proses
dimana pelaksanaan suatu tujuan
yang diberikan dioperasikan dan diawasi
o
Hersey dan Byars (1996:9) : merupakan
suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
o
Stoner (1992:8) : manajemen merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
o
Sudjana (2000:77) : manajemen merupakan
rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan
norma-norma yang telah diterapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan
dan saling terkaitan dengan lainnya.
Dengan
demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki
oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun
bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan
organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
2.
Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara sederhana
manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas
pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Sistem pendidikan
memiliki garapan dasar yang dikembangkan, diantaranya terdiri dari:
Ø Bidang
garapan peserta didik
Ø Bidang
garapan tenaga pendidikan
Ø Bidang
garapan kurikulum
Ø Bidang
garapan sarana dan prasarana
Ø Bidang
garapan keuangan
Ø Bidang
garapan kemitraan dengan masyarakat
Ø Bidang
garapan bimbingan dan pelayananan khusus
Manajemen
pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan
melalui aktivitas perencaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pemotivasi,
penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
B. Tujuan Manajemen Pendidikan
a. Produktivitas
Produktivitas adalah
perbandingan terbaik antara hasil dan yang di peroleh dengan jumlah sumber yang
dipergunakan. Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas dan kaulitas.
Kuantitas berupa jumlah tamatan dan kualitas berupa tenaga kerja dan sumber
daya berupa uang, peralatan, perlengkapan bahan dsb. Kajian terhadap
produktivitas secara konprehensif adalah keluaran yang terbanyak dan mutu dari
tiap-tiap fungsi atau peranan penyelanggara pendidikan.
b. Kualitas
Kaulitas menunjukan
kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan
kepada barang dan jasa tertentu berdasarkan objektif atas bobot dan kinerjanya.
Mutu adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi pelanggan sehingga
pelanggan mendapat kepuasan.
c. Efektivitas
Efektivitas adalah
keberhasilan tujuan organisasi. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari
dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidikan dan
personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolah kelas, hubungan
sekolah dan masyarakat, pengelolah bidang khusus lainya hasil nyatanya merujuk
kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukan kedekatan/kemiripan antara hasil
nyata dengan yang diharapkan.
d. Efisien
Suatu kegiatan dikataka
efisen bila tujuan dapat dicapai secara oftimal. Efisien pendidikan adalah
bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisien waktu, baiya,
tenaga dan sarana.
C. Pendekatan-Pendekatan Manajemen
Koonts (1980:177-183)
menemukan sebelas macam pendekatan terhadap teori dan pratik manajemen, sebagi
berikut :
a. Empirikal
atau kasus
b. Oeriaku
antar pribadi
c. Perilaku
kelompok
d. Sistem-sistem
social kooperatif
e. Teori
keputusan
f. Sistem
g. Matematikal
atau “management science”
h. Kontingensi
atau situasional
i. Peranan
manajerial
j. Operasiona;
D. Prinsip Manajemen
Douglas (1963:13-17)
merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berkut :
a. Memprioritaskan
tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan makanisme kerja.
b. Mengkoordinasikan
wewenang dan tanggungjawab.
c. Memberikan
tanggungjawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya.
d. Mengenal
secara baik faktor-faktor psikologi manusia.
e. Realitas
nilai-nilai (nilai-niali yang berlaku)
Fattha
(1996:33) yang mengklasifikasikan prinsip manajemen kedalam tiga ranah yaitu :
a. Prinsip
Manajemen Berdasrkan Sasaran
Prinsip manajemen
berdasarkan sasaran sudah dikembangkan menjadi suatu teknik manajemen yaitu MBO
(management by objective). Pada tingakatan sekolah, kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, TU, komite sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat
dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan
mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu :
- Menentukan hasil apa yang kan dicapai sekolah
- Menganalisa apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan sekolah
- Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
- Menetapkan kegiatan apa yang yang tepat untuk mencapai sasaran
- Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
- Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan
- Lakukan monitoring dan buat laporan.
b. Prinsip
Manajemen Berdasarkan Orang
Manajemen pendidikan
berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan pada pengembangan
sumber daya manusia. Manajer percaya bahwa perubahan organisasi dimuali dari
perubahan perilaku yang akn berpengaruh terhadap perubahan sistem, struktur,
teknologi, strategi dan tujuan organisasi. Aplikasi prinsip ini adalah
memberikan peluang yang besar kepada staf untuk meningkatkan kemampuan melalui
pelatiahan/penataran atau studi lanjut. Di samping itu, manajer melaksanakan
pelayanan manajerial berdasarkan managerial effectivenss yang sesuai dengan
kematangan staf.
c. Prinsip
manajemen berdasarkan informasi
Banyak aktivitas
manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengakap dan
akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan sangat didukung oelh informasi
begitupun untuk meaksanakan kegiatan rutin dan incidental diperlukan infomasi
yang dirancang sedemikian rupa sehingga mempermudah manajer dan pengguna
mengakses dan mengelolah data.
E. Fungsi manajemen
Fungsi manajemen yang
sesuai dengan profi kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi
planning , organizing, staffing, coordinating, leading, reporting, controlling.
Pada dunia pendidikan
istilah directing lebih tepat dengan leading dengan perluasan peran motivating
dan facitating. Motivating mengandung makna membangun kepercayaan diri agar
seluruh potensi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam dunia pendidikan
fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada
level sekolah, pengawasan lebih berperan sebagao “quality assurance” dengan
tugas suvervisi sebagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pendidikan.
F.
Proses
manajemen
Proses manajemen secara
umum mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengendalikan.
a. Merencanakan
Merencanakan adalah
mebuat target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan dan membuat
keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber
daya yang akan diolah dan teknik/metode yang akan dipilih untuk digunakan.
Keberadaan suatu
rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk :
v Menjelaskan
dan merincikan tujuan yang ingin dicapai.
v Memberikan
pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
v Organsasi
memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok
fungsi yang telah ditetapkan.
v Menjadikan
rujukan anggota dalam melaksanakan atvitas yang konsisten prosedur dan tujuan
v Memberikan
batasan kewewenangan dan tangungjawab bagi seluruh pelaksana.
v Memmonitor
dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa menemukan dan
memperbaiki penyimpangan secara dini.
v Memungkinkan
untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi
eksternal.
v Menghindari
pemborosan.
b. Mengorganisai
Mengorganisai adalah
proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenag dan
sumber daya diantara anggota organisai
untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai tujuan spesifik atau
beberapa tujuan organisasi.
Mengorganisasi berarti
:
v Menentukan
sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
v Merancang
dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa
organisasi pada tujuan
v Menugaskan
seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggungjawab dan fungsi tertentu.
v Mendelegasikan
wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keluwasaan melaksanakan tugas.
c. Memimpin
Memimpin institusi
pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil
agar meaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Menurut stoner (1996:11)
adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.
d. Mengendalikan
Mengendalikan institusi
pendidikan adalah upaya membuat institusi berjalan sesuai denag jalur yang akan
ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien. Pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa
elemen yaitu 1. Menetapkan standar kinerja, 2. Mengukur kinerja, 3.
Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, 4. Mengambil
tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.
G. Perkembangan pemikiran manajemen
Perkembangan pemikiran
manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori adalah sebagai berikut.
a. Teori
manajemen ilmiah
Empat prinsip dasar
yang dikembangkan Taylor adalah :
- Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditentukan metode pencapai tujuan secara maksimal
- Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberikan tugas dan tanggungjawab sesuai keahlian
- Pendidikan dan pengembangan karyawan
- Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan
- Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui teknik gerak dan waktu, pengawasan fungsional dan sistem tariff berbeda.
b. Manajemen
organisasi klasik atau manajemen opersional modern
Henry Fayol merumuskan
emapt belas prinsip manajemen yaitu :
- Membagikan kerja
- Wewenang
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Meletakan kepentingan perseorangan dibawah kepentinga umum
- Balas jasa/imbalan
- Sentralisasi
- Rantai scalar/khirarki
- Order/susunan
- Keadilan
- Stabilitas staf organisasi
- Inisiatif
- Semangat kerja
c. Aliran
prilaku
Aliran prilaku menganut
prinsip bahwa :
- Organisasi adalah keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian
- Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi
- Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
d. Pendekatan
sistem
Pendekatan system
memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari
bagian-bagian yang saling berkaitan. Chester Barnard menjelaskan tugas manajer
adalah suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan
sistem sosial komprehensif dalam aktivitas “managing”.
Bagian-bagian tersebut
tidak dapat dipisahlan satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling
terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oelh karna itu
harus disadari bahwa perubahan satu bagian akan berpengaruh terhadap
bagian-bagian lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak sstem berarti
tidak memadang bagian secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain
secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa
keseluruhan lebih besar dari pada jumlah dari bagian-bagian. Sistem yang
sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam
tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan
sistem secara umum.
System memiliki makna
bahwa (1) suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait dengan
yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling hubungitu dapat bekerja dan
berfungsi secara independen atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian
tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4)
suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada
dalam suatu lingkungan yang kompleks.
e. Pendekatan
kontingensi atau pendekatan situasional
Peendekatan kontingensi
atau pendekatan situasional adalah suatu aliaran teori manajemen yang
menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh
metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak
selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalahnya pemecahan
yang efektif melalui pendekatan kuantitatif. Itu semua sangat tergantung pada
karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.