Sabtu, 07 April 2012

Makalah Manajemen Sekolah



MAKALAH
MANAJEMEN SEKOLAH
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan


 
Di susun oleh:
Kelompok 1:
1.    Subhan                            33 2009 052
2.    Eko saputra                    33 2009 061
3.    Yana eka missari            33 2009 094
Dosen pengasuh      : Dr. Herman Seri, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2012






KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah manajemen pendidikan tentang  “manajemen sekolah”.
            Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dan arahan dalam mempelajari dan memudahkan para mahasiswa, guru dan semua yang terkait dengan pendidikan agar dapat memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan.
Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Disini penyusun hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan ibaratnya tak ada gading yang tak retak maka dari itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama mengenai materi dan cara penyajian di modul ini, untuk memperbaiki mutu makalah ini. Jika ada kekurangan dalam penyajian kami mohon maaf.


Palembang ,  Maret 2012

Penyusun

PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Siapun yang menjalankan usaha tentu telah melaksanakan serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasialan dan kegagalan usahanya. Tanpa disadari mereka telah menempuh proses manajemen. Akan tetapi, alangkah lebih baik apabila dalam pratik usahanya menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen, tentu usahanya akan lebih baik terarah dan lebih mudah mencapai tujuan.
Ilmu manajemen apabila dipelajari secara komprehensif dan diterapkan secara konsisten memberikan arah yang jelas, langkah yang teratur maka keberhasilan dan kegagalan dapat mudah dievalusai dengan benar, akurat dan lengkap sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran bagi tindakan selanjutnya.
Organisasi pendidikan sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik, tetapi juga mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Hal tersebut tentu saja memerlukan manajemen yang profesional.
Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud.


PEMBAHASAN
A.  Pengertian Manajemen Dan Manajemen Pendidikan
1.    Pengertian Manajemen
Setiap  ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karna itu tidak mudah member arti universa yang dapat diterima semua orang.
Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikakan manajemen yaitu:
-       Manajemen sebagai suatu kemampuan atau ahli yang selanjutnya sebagi cikal bakal manajemen sebagai profesi. Manajemen sebagai ilmu yang menekankan perhatian pada keterampilan manajerial yang diklasifikasikan menjadi kemapuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.
-       Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.
-       Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya seseorang dalam menggunakan atau memperdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.
Berikut ini defenisi manajemen dari beberapa ahli yang mencerminkan ketiga fokus tersebut:
o  Encyclopedia of the social sciences (1957) : manajemen dapat didefinisikan sebagai proses dimana pelaksanaan suatu tujuan yang diberikan dioperasikan dan diawasi
o  Hersey dan Byars (1996:9) : merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
o  Stoner (1992:8) : manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
o  Sudjana (2000:77) : manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah diterapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling terkaitan dengan lainnya.
Dengan demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.
2.    Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara sederhana manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien untuk mencapai tujuan secara efektif.
Sistem pendidikan memiliki garapan dasar yang dikembangkan, diantaranya terdiri dari:
Ø Bidang garapan peserta didik
Ø Bidang garapan tenaga pendidikan
Ø Bidang garapan kurikulum
Ø Bidang garapan sarana dan prasarana
Ø Bidang garapan keuangan
Ø Bidang garapan kemitraan dengan masyarakat
Ø Bidang garapan bimbingan dan pelayananan khusus
Manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencaan, pengorganisasian, pengkomunikasian, pemotivasi, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara berkualitas.
B.  Tujuan Manajemen Pendidikan
a.    Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil dan yang di peroleh dengan jumlah sumber yang dipergunakan. Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas dan kaulitas. Kuantitas berupa jumlah tamatan dan kualitas berupa tenaga kerja dan sumber daya berupa uang, peralatan, perlengkapan bahan dsb. Kajian terhadap produktivitas secara konprehensif adalah keluaran yang terbanyak dan mutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelanggara pendidikan.
b.    Kualitas
Kaulitas menunjukan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang dan jasa tertentu berdasarkan objektif atas bobot dan kinerjanya. Mutu adalah jasa atau produk yang menyamai bahkan melebihi pelanggan sehingga pelanggan mendapat kepuasan.
c.    Efektivitas
Efektivitas adalah keberhasilan tujuan organisasi. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidikan dan personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana-prasarana, pengelolah kelas, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolah bidang khusus lainya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menunjukan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan yang diharapkan.



d.   Efisien
Suatu kegiatan dikataka efisen bila tujuan dapat dicapai secara oftimal. Efisien pendidikan adalah bagaimana tujuan itu dicapai dengan memiliki tingkat efisien waktu, baiya, tenaga dan sarana.
C.  Pendekatan-Pendekatan Manajemen
Koonts (1980:177-183) menemukan sebelas macam pendekatan terhadap teori dan pratik manajemen, sebagi berikut :
a.    Empirikal atau kasus
b.    Oeriaku antar pribadi
c.    Perilaku kelompok
d.   Sistem-sistem social kooperatif
e.    Teori keputusan
f.     Sistem
g.    Matematikal atau “management science”
h.    Kontingensi atau situasional
i.      Peranan manajerial
j.      Operasiona;
D.  Prinsip Manajemen
Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berkut :
a.    Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan makanisme kerja.
b.    Mengkoordinasikan wewenang dan tanggungjawab.
c.    Memberikan tanggungjawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat  dan kemampuannya.
d.   Mengenal secara baik faktor-faktor psikologi manusia.
e.    Realitas nilai-nilai (nilai-niali yang berlaku)
Fattha (1996:33) yang mengklasifikasikan prinsip manajemen kedalam tiga ranah yaitu :
a.    Prinsip Manajemen Berdasrkan Sasaran
Prinsip manajemen berdasarkan sasaran sudah dikembangkan menjadi suatu teknik manajemen yaitu MBO (management by objective). Pada tingakatan sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, TU, komite sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu :
  • Menentukan hasil apa yang kan dicapai sekolah
  • Menganalisa apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan sekolah
  • Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
  • Menetapkan kegiatan apa yang yang tepat untuk mencapai sasaran
  • Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
  • Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan
  • Lakukan monitoring dan buat laporan.
b.    Prinsip Manajemen Berdasarkan Orang
Manajemen pendidikan berdasarkan orang adalah suatu aktivitas manajemen yang diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia. Manajer percaya bahwa perubahan organisasi dimuali dari perubahan perilaku yang akn berpengaruh terhadap perubahan sistem, struktur, teknologi, strategi dan tujuan organisasi. Aplikasi prinsip ini adalah memberikan peluang yang besar kepada staf untuk meningkatkan kemampuan melalui pelatiahan/penataran atau studi lanjut. Di samping itu, manajer melaksanakan pelayanan manajerial berdasarkan managerial effectivenss yang sesuai dengan kematangan staf.
c.    Prinsip manajemen berdasarkan informasi
Banyak aktivitas manajemen yang membutuhkan data dan informasi secara cepat, lengakap dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan sangat didukung oelh informasi begitupun untuk meaksanakan kegiatan rutin dan incidental diperlukan infomasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga mempermudah manajer dan pengguna mengakses dan mengelolah data.
E.  Fungsi manajemen
Fungsi manajemen yang sesuai dengan profi kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning , organizing, staffing, coordinating, leading, reporting, controlling.
Pada dunia pendidikan istilah directing lebih tepat dengan leading dengan perluasan peran motivating dan facitating. Motivating mengandung makna membangun kepercayaan diri agar seluruh potensi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dalam dunia pendidikan fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawasan lebih berperan sebagao “quality assurance” dengan tugas suvervisi sebagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.


F.   Proses manajemen
Proses manajemen secara umum mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.
a.    Merencanakan
Merencanakan adalah mebuat target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan dan membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang akan dipilih untuk digunakan.
Keberadaan suatu rencana sangat penting bagi organisasi karena rencana berfungsi untuk :
v Menjelaskan dan merincikan tujuan yang ingin dicapai.
v Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
v Organsasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
v Menjadikan rujukan anggota dalam melaksanakan atvitas yang konsisten prosedur dan tujuan
v Memberikan batasan kewewenangan dan tangungjawab bagi seluruh pelaksana.
v Memmonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensip sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
v Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal.
v Menghindari pemborosan.
b.    Mengorganisai
Mengorganisai adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenag dan sumber daya diantara  anggota organisai untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai tujuan spesifik atau beberapa tujuan organisasi.
Mengorganisasi berarti :
v Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
v Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan
v Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggungjawab dan fungsi tertentu.
v Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keluwasaan melaksanakan tugas.
c.    Memimpin
Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar meaksanakan tugas pokok fungsinya dengan baik. Menurut stoner (1996:11) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.
d.   Mengendalikan
Mengendalikan institusi pendidikan adalah upaya membuat institusi berjalan sesuai denag jalur yang akan ditetapkan dan sampai kepada tujuan secara efektif dan efisien. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu 1. Menetapkan standar kinerja, 2. Mengukur kinerja, 3. Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, 4. Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.
G. Perkembangan pemikiran manajemen
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori adalah sebagai berikut.
a.    Teori manajemen ilmiah
Empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah :
  • Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar suatu pekerjaan dapat ditentukan metode pencapai tujuan secara maksimal
  • Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberikan tugas dan tanggungjawab sesuai keahlian 
  •  Pendidikan dan pengembangan karyawan
  • Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan
  • Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui teknik gerak dan waktu, pengawasan fungsional dan sistem tariff berbeda.
b.    Manajemen organisasi klasik atau manajemen opersional modern
Henry Fayol merumuskan emapt belas prinsip manajemen yaitu :
  • Membagikan kerja
  • Wewenang
  • Disiplin
  • Kesatuan perintah
  • Meletakan kepentingan perseorangan dibawah kepentinga umum
  • Balas jasa/imbalan
  • Sentralisasi
  • Rantai scalar/khirarki
  • Order/susunan
  • Keadilan
  • Stabilitas staf organisasi
  • Inisiatif
  • Semangat kerja
c.    Aliran prilaku
Aliran prilaku menganut prinsip bahwa :
  • Organisasi adalah keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian
  • Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi
  • Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
d.   Pendekatan sistem
Pendekatan system memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Chester Barnard menjelaskan tugas manajer adalah suatu upaya kerjasama dalam organisasi dengan menyarankan pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktivitas “managing”.
Bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahlan satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oelh karna itu harus disadari bahwa perubahan satu bagian akan berpengaruh terhadap bagian-bagian lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak sstem berarti tidak memadang bagian secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar dari pada jumlah dari bagian-bagian. Sistem yang sinergi adalah tiap-tiap unit atau bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggungjawab terhadap kemajuan sistem secara umum.
System memiliki makna bahwa (1) suatu sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling hubungitu dapat bekerja dan berfungsi secara independen atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.

e.    Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional
Peendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliaran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalahnya pemecahan yang efektif melalui pendekatan kuantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.